KueCokelat Kacang krispi dan lumer dimulut cara buatnya mudah yuk ikutin videonya sampai selesaikue coklat kacang tanah 500 gram kacang tanah200 gram gula. Kue karang atau kue kacang karang lembut dan empuk ini menyerupai bentuk batu karang yang sudah tergerus air laut di tepi pantai jadi agak berbeda dengan bentuk kue ampyang yang kacang
Ambil satu sendok sayur adonan dan taburi dengan Kacang ijo di atasnya - Tuang di pinggiran wajan dan siram-siram peyek dengan minyak biar gampang terlepas - Cukup 1 kali balik saja setelah agak kuning kecoklatan angkat dan tiriskan. Tuang air sambil diaduk hingga adonan rata.
Batucakra bisa menjadi sarana penyembuhan spiritual untuk memulihkan atau menjaga kesehatan tubuh tanpa mengonsumsi obat atau bantuan terapis. Batu cakra diyakini mampu menstimulasi cakra, yaitu pusaran energi pada tulang belakang yang terkadang memicu masalah pada tubuh kasar (fisik) dan tubuh astral (emosi).
CaraMenggunakan Batu Mustika Kacang Tanah Terkini juga dikatakan bermanfaat dalam menarik kemakmuran, kesuksesan, cinta, dan kesejahteraan umum dalam kehidupan pemiliknya adalah batu mustika ini. Cara Menggunakan Batu Mustika Kacang Tanah Terkini dikatakan memiliki sifat spiritual dan penyembuhan. Di masa lalu, orang menggunakannya sebagai
Andabisa menanam kacang tanah ini menggunakan media botol plastik bekas. Cara penanaman kacang pada media botol ini juga berbeda dengan Anda menanamnya dilahan pesawahan. Keuntungan dalam penanaman kacang tanah adalah Anda tidak perlu menggali tanah terlebih dahulu. Apabila botol telah Anda isi dengan tanah didalam nya dan sudah siap untuk
Bersihkansemua semak dan gulma di area yang akan dipasangi batu. Pakai sarung tangan dan kacamata pelindung agar tangan tidak teriris dan mata tidak terluka. Cabut rumput, bunga, atau tanaman lain yang berada di lahan yang akan diberi kerikil. Pastikan akarnya tercabut untuk mencegah tanaman tumbuh kembali dari bawah batu.
smm88. – Kacang tanah adalah tanaman yang memiliki produk utama berupa biji kacang. Orang Indonesia biasanya mengonsumsi biji kacang tanah setelah direbus atau bisa dimakan langsung, kacang tanah kini juga banyak tersedia dalam beragam sajian, mulai dari selai, olahan makanan ringan, hingga sambal. Baca juga 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi Kandungan gizi kacang tanah Tak hanya gurih dan lezat, kacang tanah adalah makanan yang mengandung banyak gizi. Melansir Buku Membuat Aneka Olahan Kacang Tanah 2013 oleh Haryoto, biji kacang tanah memiliki kandungan protein dan lemak sehat yang cukup itu, kandungan mineralnya, terutama kalsium dan fosfor juga tergolong cukup tinggi. Secara lengkap, berikut ini kandungan gizi kacang tanah per 100 gram bahan yang bisa diketahui Kacang tanah kupas dengan selaput Kalori 452 kal Protein 25,3 g Lemak 42,8 g Karbohidrat 21,10 g Kalsium 58 mg Fosfor 335 mg Besi 1,3 mg Vitamin B1 0,3 mg Vitamin C 3 mg Air 4 mg Serat 8,5 g Baca juga 7 Biji-bijian Makanan Berserat Tinggi Kacang tanah rebus dengan kulit Kalori 360 kal Protein 13,5 g Lemak 31,2 g Karbohidrat 12,8 g Kalsium 42 mg Fosfor 177 mg Besi 1,4 mg Vitamin B1 0,44 mg Vitamin C 5 mg Air 40,2 mg Serat 8,5 g Baca juga 9 Buah yang Mengandung Serat Tinggi Kacang tanah sangrai tanpa selaput
The problem that arises in plant cultivation activities is the possibility of a decline in plant growth which will result in decreased yields of cultivated plants. The sedentary agricultural system in Mosopotamia originated in the Southeast Asian region now known as Indonesia in about 10,000 BC. The practice of planting on the soil continuously will reduce soil fertility. Research shows that the availability of nutrients is the most important for plant growth, so fertilization is the best way to provide nutrients for plants and maintain soil fertility. Lime is any material that contains Ca or Mg which can be given to the soil to raise the pH. The materials in question are limestone calcium carbonate CaCO3, burning lime CaO, or slaked lime Ca OH2. In addition, liming materials in the form of other calcium compounds such as natural phosphate or superphosphate can also be used, namely a mixture of mono calcium phosphate Ca H2PO42, calcium sulfate CaSO4, dolomite Ca Mg SO4 and oyster shells. . Lime application can be done by mixing it with the soil, spreading it on the soil surface and spraying method. Figures - uploaded by Basuki WasisAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Basuki WasisContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 TEKNIK PEMBERIAN KAPUR 1 LIME APPLICATION TECHNIQUES Edisi 17 Agustus 2020 3 Basuki Wasis 2 1 Makalah pengayaan materi mata kuliah Pengelolaan Nutrisi Hutan tahun 2020 2 Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, Jawa Barat 3 Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia Independence Day of the Republic of Indonesia ABSTRACT The problem that arises in plant cultivation activities is the possibility of a decline in plant growth which will result in decreased yields of cultivated plants. The sedentary agricultural system in Mosopotamia originated in the Southeast Asian region now known as Indonesia in about 10,000 BC. The practice of planting on the soil continuously will reduce soil fertility. Research shows that the availability of nutrients is the most important for plant growth, so fertilization is the best way to provide nutrients for plants and maintain soil fertility. Lime is any material that contains Ca or Mg which can be given to the soil to raise the pH. The materials in question are limestone calcium carbonate CaCO3, burning lime CaO, or slaked lime Ca OH2. In addition, liming materials in the form of other calcium compounds such as natural phosphate or superphosphate can also be used, namely a mixture of mono calcium phosphate Ca H2PO42, calcium sulfate CaSO4, dolomite Ca Mg SO4 and oyster shells. . Lime application can be done by mixing it with the soil, spreading it on the soil surface and spraying method. Key words calcium, lime, lime application, plant growth, spraying method, ABSTRAK Permasalahan yang muncul pada kegiatan budidaya tanaman adalah kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan tanaman yang akan berakibat menurunnya hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Sistem pertanian menetap di Mosopotamia berasal dari wilayah Asia Tenggara sekarang bernama Indonesia pada tahun sekitar SM. 2 Praktek menanam pada tanah secara terus menurus akan menurunkan kesuburan tanah. Penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara merupakan yang terpenting bagi pertumbuhan tanaman, sehingga pemupukan merupakan cara yang terbaik untuk penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan kesuburan tanah. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah untuk menaikan pH. Bahan bahan yang dimaksud adalah batu kapur kalsium karbonat CaCO3, kapur bakar CaO, atau kapur mati Ca OH2. Selain itu dapat juga digunakan bahan pengapuran yang berupa senyawa kalsium lainnya seperti fosfat alam, atau superfosfat, yaitu campuran mono kalsium fosfat CaH2PO42, kalsium sulfat CaSO4, dolomit Ca Mg SO4 dan kulit kerang oyster shells. Pemberian kapur dapat dilakukan dengan cara dicampur dengan tanah, cara disebar pada permukaan tanah dan cara disemprot. Kata kunci cara disebar, cara disemprot, kapur, pemberian kapur, pertumbuhan tanaman I. PENDAHULUAN Permaalahan yang muncul pada kegiatan budidaya tanaman adalah kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan tanaman yang akan berakibat menurunnya hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara merupakan yang terpenting bagi pertumbuhan tanaman, sehingga pemupukan merupakan cara yang terbaik untuk penyediaan hara bagi tanaman. Terlebih lagi tanah pasca tambang yang secara umum miskin hara sehingga pemupukan harus dilakukan Wasis 2014; Wasis et al 2016 ; Wasis dan Andika 2017; Wasis et al 2018; Wasis et al 2019; Wasis dan Alkautsar 2019; Wasis dan Sandra 2020. Pupuk adalah bahan untuk diberikan kepada tanaman baik langsung maupun tidak langsung guna mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya, sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman. Sedangkan pemupukan artinya pemberian pupuk kepada tanaman ataupun kepada tanah dan substrat lainnya Leiwakabessy dan Sutandi 1998 Menurut Hardjowigeno 1986 pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Ketersediaan unsur hara sangat diperlukan tanaman atau tumbuhan. Ketersediaan hara dapat terjadi melalui dekomposisi bahan organik, pelapukan batuan, kebakaran hutan dan lahan, pemupukan, pengapuran, air hujan, air irigasi dan lainnya. Pemupukan yang sering juga digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah pemupukan kedalam bedia tumbuh atau tanah. Tujuan pemupukan adalah untuk memperoleh produksi yang tinggi dan bernilai dengan penyediaan hara sambil mempertahankan atau memperbaiki kesuburan tanah tanpa merusak Setyamidjaja 1986 ; Wasis 1990; Wasis et 3 al 1996; Leiwakabessy dan Sutandi 1998; Wasis 2002; Wasis 2003; Wasis 2004; Wasis 2005; Wasis 2006; Wasis 2009; Wasis 2011; Wasis 2012; Wasis 2013. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah untuk menaikan pH. Bahan bahan yang dimaksud adalah batu kapur kalsium karbonat CaCO3, kapur bakar CaO, atau kapur mati Ca OH2. Selain itu dapat juga digunakan bahan pengapuran yang berupa senyawa kalsium lainnya seperti fosfat alam, atau superfosfat, yaitu campuran mono kalsium fosfat CaH2PO42, kalsium sulfat CaSO4, dolomit Ca Mg SO4 dan kulit kerang oyster shells Soepardi 1983; Setyamidjaja 1986. Pengapuran adalah pemberian bahan-bahan kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar 6,5 – 7. Pada prinsipnya pengapuran bertujuan untuk memperoleh reaksi tanah sampai mendekati netral dimana pada derajat pH yang demikian sebagian besar unsur hara berada dalam keadaan tersedia bagi tanaman Soepardi 1983; Setyamidjaja 1986; Hardjowigeno 1986 Kapur merupakan jenis pupuk yang baik untuk digunakan pada kegiatan budidaya atau pemeliharaan tanaman. Adapun fungsi kapur adalah 1. Memperbaiki sifat kimia seperti pH tanah, KTK dan kesuburan tanah 2. Meningkatkan kesuburan tanah 3. Memperbaiki sifat biologi tanah yaitu kehidupan mikroorganisme 4. Meningkatkan hasil kualitas panen tanaman buah-buahan 5. Memperbaiki ekoistem binatang tanah dan siklus nutrisi pada tanah 6. Dapat mengembalikan unsur hara yang tercuci Penggunaan kapur untuk memperbaiki kesuburan tanah telah digunakan sejak 900- 2500 SM di Mesopotamia Irak. Dimana Herodutus, Theophrastus, Homer dan Xenophon menyatakan bahwa lahan atau kebun dapat diperbaiki keuburan tanahnya dengan pemberian pupuk kandang, kompos, kapur, pupuk hijau dan limbah tanaman mulsa. Tanaman buah-buahan dan sayuran akan tumbuh secara baik dan hasil panen yang makimal jika dilakukan pemberian pupuk kandang, kapur, mulsa, kompos dan pupuk hijau yang cukup. Berdasarkan hasil pengamatan pada Zaman tersebut 900-2500 SM diketahui bahwa menanam terus-menerus menurunkan produktifitas lahan. Sebaliknya menambahkan pupuk kandang/limbah tanaman memulihkan kesuburan tanah. Secara umum sistem pertanian menetap di Mesopotamia diadaptasikan berasal sistem Subak dari Asia Tenggara sekarang wilayah negara Indonesia pada waktu sekitar SM. Sistem Subak tersebut masih dijumpai sampai sekarang yaitu di Bali dan Jawa Wasis, 2010a. Bahan bahan berikut ini pada zaman purba dulu telah dikenal sebagai bahan menaikkan kesuburan tanah yaitu a pupuk kandang, b kompos, c sisa tanaman atau tumbuhan mulsa, d sisa hewan darah, tulang dll, e ekskresi manusia dan hewan, f endapan burung guano, g lumpur sungai dan kolam, g tanah hutan, h rumput laut dan 4 sisa ikan, i pupuk hijau, j tanah bergaram, k abu dari jerami, kayu, tulang, bahan tanah dan l marl liat berkapur, kapur dan gips Leiwakabessy dan Sutandi 1998. Pemberian pupuk kandang, kompos, kapur, mulsa sisa tanaman/tumbuhan dan pupuk hijau tidak berdampak terhadap pencemaran dan atau kerusakan tanah, sehingga sangat dianjurkan diberikan sesering mungkin pada tanah. Praktek budidaya tanaman menunjukkan pemberian pupuk kandang, kapur, kompos, mulsa dan pupuk hijau dapat meningkatkan hasil panen yang sangat memuaskan dan produknya ramah lingkungan. Permintaan kompos, pupuk kandang, mulsa, kapur dan pupuk hijau kedepan akan semakin meningkat karena pihak konsumen menginginkan produk kehutanan kayu, rayon/pakaian, kertas, getah, air mineral dan lainnya, produk perkebunan minyak sawit, biodisel, karet, kopi, coklat dan lainnya dan produk pertanian beras, jagung, kedelai, bawang dan lainnya yang ramah lingkungan. Gambar 1. Pemberian kapur pada tanah sisa tanaman/tumbuhan Sumber 5 Gambar 2 Bahan kapur pertanian Gambar 3. Penggunaan mulsa plastik Sumber 6 Gambar 4. Pemberian pupuk pada pohon Sumber Gambar 5. Pemupukan pohon cara tabur dalam piringan Sumber 7 Gambar 6. Penanaman hutan tanaman industri secara intensif pemupukan dan Pemeliharaan memperpendek daur panen 3-4 tahun Sumber Gambar 7. Pohon durian tumbuh baik karena tercukupi hara Sumber 8 Gambar 8. Mangga berbuah karena kecukupan hara Sumber Gambar 9. Tanaman pisang berbuah karena kecukupan hara Sumber 9 II. TEKNIK PEMBERIAN KAPUR A. Bahan dan Alat 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi a. Kapur b. Tanaman semusim seperti padi, jagung, kedelai, sayuran, obat-obatan dan lainnya c. Tanaman keras atau atau pohon sperti Karet, Akasia, Jati, Mangga, Duku, Sengon, Jambu, Sirsak, Durian, Eucalyptus, Kelapa Hibrida, Kelapa Sawit, Coklat, Nangka dan lainnya dan c. Air 2. Alat alat penelitian meliputi takar pupuk/kapur, b. Gelas ukur c. Sendok semen, d. Cangkul e. Timbangan, f. tongkat tugal diameter 5-7 cm dan g. Alat tulis menulis. B. Pelaksanaan Penanaman dan Pemberian Kapur 1. Media Pertumbuhan tanaman Media pertumbuhan tanaman dapat berupa lahan tanah yang telah tumbuh tanaman atau pohon. Tanaman atau pohon sebelum diberikan kapur sebaiknya telah diberikan air pada kondisi kapasitas lapang disiram air secukupnya atau curah hujan yang turun. Kapur diberikan pada kondisi tanah lembab, sehingga sebaiknya dilakukan pada awal dan akhir musim hujan, yaitu pada saat berbagai kegiatan fisiologi tanaman berlangsung dengan giat dan perubahan dalam tanah dapat berlangsung dengan baik karena persediaan air dalam jumlah yang optimal tanah dalam keadaan lembab, sehingga kandungan air dan udara seimbang. Jika kapur diberikan pada musim kemarau dapat dilakukan penyiraman terlebih dahulu sehingga tanah menjadi lembab, biasanya dilakukan pada pohon yang hidup diareal taman kota, tanaman hias atau hutan kota, 2. Persiapan kapur Untuk memperoleh hasil pengapuran yang baik, dalam menggunaan bahan pengapur terutama dengan bahan dasar batu kapur CaCO3 hendaknya diusahakan agar bahan yang digunakan dapat segera tampak pengaruhnya pada tanah. Untuk maksud tersebut batu kapur harus digiling dihaluskan sempat memiliki ukuran yang halus. Rekomendasi umum untuk semua bahan kapur adalah derajat kehalusan butir butirnya harus dapat melalui ayakan 10 mesh 10 lobang/inci2 dengan 40 % di antaranya dapat melewati ayakan 100 mesh sehingga tepung batu kapur itu dapat mudah disebarkan balik secara manual maupun dengan peralatan mekanisasi. 10 Kapur kemudian ditimbang sesuai dosis yang diinginkan sesuai kebutuhan pohon atau tanaman. Takaran kapur dapat menggunakan timbangan atau mengunakan sendok ukur atau wadah ukur. Kapur pada pohon dapat dilakukan dengan cara disebar namun cara ini dapat menyebabkan hilangnya unsur hara dari dalam kapur karena penguapan. Berdasarkan praktek pemberian kapur yang baik adalah cara dibenamkan kapur kedalam tanah lubang dengan kedalamanan 2 -5 cm. 3. Teknik Pemberian Kapur Sebelum melakukan kapur gunakan perlengkapan perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, kaca mata, pakaian kerja lapangan. Karena kapur yang tersentuh tangan atau anggota tubuh dapat terserap atau terhirup melalui pernapasan atau kulit, hal ini tentunya dapat membahayakan kesehatan Cara dibenamkan dan disebar a. Tanaman keras pohon Teknik pemberian kapur dapat dilakukan pada lubang yang melingkar sejajar dengan tajuk terluar pohon metode piringan. Tanah digali sedalam 2-5 cm dengan cangkul membentuk lingkaran sesuai proyeksi tajuk pohon terluar. Kapur yang telah dipersiapkan sesuai dosisnya kemudian disebar kedalam lubang secara merata. Kemudian lubang ditutup atau ditimbun dari bahan tanah yang ada pada bagian pinggirnya hasil galian tanah dengan cangkul Setyamidjaja 1986 ; Wasis et al 1996. Permasalahan pembuatan lubang pada piringin sekeliling proyeksi tajuk pohon memerlukan biaya yang mahal biaya pembuatan lubang dan memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam efisiensi pemupukan dengan kapur maka diperlukan modifikasi pembuatan lubang yang dilakukan yaitu dengan cara ditugal sebanyak 5 lubang pada sekitar proyeksi tajuk pohon, dimana jarak antar lubang dibuat relatif sama. Pada lubang tugal diberikan kapur sebanyak 20 % dari dosis kapur yang akan diberikan pada pohon tersebut. Setelah kapur diberikan kedalam lubang kemudian ditutup dengan tanah dengan diinjak kaki pada tepi lubang tugal. b. Tanaman sayuran atau persemaian 11 Kapur dicampur dengan tanah yang telah diolah bersama sama dengan menghaluskan/ meratakan tanah yang akan ditanami. Pengolahan tanah dilakukan sampai terbentuk tanah yang gembur dan merata, sehingga meningkatkan aerasi tanah. Campuran tanah, pupuk kandang dan kapur akan merperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Sehingga pemberian kapur dicampur pupuk kandang akan memperbaiki kesuburan dan produktivitas tanah jangka panjang. c. Tanaman timun, kacang panjang, kentang, buncis, wortel dan lainnya Kapur diberikan ke dalam lubang yang akan ditanami benih tanaman. Setelah benih diberikan dalam lubang tersebut kemudian ditutup kembali dengan tanah. Kapur dicampur pupuk kandang akan meningkatkan pertumbuhan tanaman sayuran dan hasil panen yang diambil akar atau umbinya seperti kentang, wortel, lobak dan lannya. d. Tanaman bunga –bungaan dan padi Kapur diberikan dengan cara disebar pada sekitar tanaman bunga. Tanaman bunga yang diberikan kapur dapat dalam pot, kantong plastik dan pada tanah langsung. Pada tanaman padi pemberian kapur dapat dilakukan dengan disebar pada lahan sawah. Cara disemprotkan Pada tanaman kacang tanah pengapuran merupakan suatu pekerjaan yang baik untuk menyediakan unsur Ca bagi tumbuhan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan Ca pada kacang tanah adalah besar, terutama untuk pembentukan polong Setyamidjaja 1986. Pemberian kalsium dapat meningkatkan hasil nyata pada lahan lahan yang miskin kalsium. Tanah yang mengandung cukup Ca akan menghasilkan kacang tanah berkualitas tinggi. Cukup tersedianya Ca di dalam tanah akan memberikan pertumbuhan vegetatif yang baik, pertumbuhan polong yang optimal, putih dan berisi penuh. Kalsium dapat langsung diisap oleh polong yang sedang berkembang dan untuk pertumbuhan biji. Tersedianya kalsium yang cukup pada daerah pembentukan polong adalah sangat penting Suryatna 1976. Cara yang terbaik untuk memberikan Ca pada polong yang sedang berkembang adalah dengan menyemprotkan tepung gypsum halus CaSO4. 2H2O sebanyak 300-500 kg/ha kepada tanaman kacang tanah pada saat pembungaan berlangsung. Gipsum dapat jatuh disekitar daerah pembentukan polong dan Ca akan tersedia pada saat yang dibutuhkan. Menurut BP Bimas 1977 gipsum dapat diberikan secara topdressing pemupukan susulan dengan disebar pada tanaman kacang tanah yang sedang berbunga dengan dosis 400-600 kg/ha. 12 / Gambar 10. Hutan tanaman jati berkecukupan unsur hara kalsium Sumber Gambar 11. Mangga gedong gincu tumbuh baik karena kecukupan hara Sumber 13 Gambar 12. Indonesia penghasil kopi nomor 1 di dunia Sumber Gambar 13. Pemberian mulsa pada tanaman strowberi Sumber 14 Gambar 14. Kapur dan pupuk meningkatkan pertumbuhan kacang tanah Sumber Gambar 15. Kacang tanah yang tumbuh baik dan siap dipanen Sumber 15 4. Tahap Akhir Peralatan pemberian kapur yang digunakan kemudian dibersihkan dan kapur yang masih disimpan pada tempatnya. Demikian perlengkapan pakain, masker dan pelindung diri lainnya dibersihkan atau dicuci. Pada dewasa ini pandemi Corona 19 terutama di kota kota besar telah berkembang pula sistem bertanam dengan medium larutan yang mengandung unsur hara dengan komposisi yang lengkap. Cara bertanam itu disebut dengan sistem hidroponik. Disamping penanaman dengan menggunakan pot atau polibag dengan media kompos atau bahan organik juga sudah banyak dilakukan untuk menanam sayur dan tanaman obat-obatan. Gambar 16. Pemberian pupuk organik dan kapur dengan cara disemprot Sumber 16 Gambar 17. Pemberian pupuk dengan cara disebar pada lahan sawah Sumber Gambar 18. Pupuk organik dan kapur meningkatkan pertumbuhan tanaman Sumber 17 Gambar 19. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit Sumber Gambar 20. Pohon tabebuya berbunga di Kota Surabaya Sakura Indonesia karena kecukupan hara 18 Gambar 21 Pohon flamboyan berbunga karena kecukupan hara Sumber Gambar 22. Hutan tanaman untuk produksi bahan rayon/pakaian Sumber dan 19 Gambar 23 . Mangga harum manis berbuah lebat karena kecukupan hara Sumber Gambar 24. Hutan kota di Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia Sumber 20 Gambar 25. Sistem pertanian Subak Bali, Indonesia merupakan awal sistem pertanian menetap di dunia Sumber kintamani .id dan Gambar 26. Bunga mawar dan bendera merah putih Republik Indonesia 21 III. PENUTUP Permasalahan yang muncul pada kegiatan budidaya tanaman adalah kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan tanaman yang akan berakibat menurunnya hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Sistem pertanian menetap di Mosopotamia berasal dari wilayah Asia Tenggara sekarang bernama Indonesia pada tahun sekitar SM. Praktek menanam pada tanah secara terus menurus akan menurunkan kesuburan tanah. Penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara merupakan yang terpenting bagi pertumbuhan tanaman, sehingga pemupukan merupakan cara yang terbaik untuk penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan kesuburan tanah. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah untuk menaikan pH. Bahan bahan yang dimaksud adalah batu kapur kalsium karbonat CaCO3, kapur bakar CaO, atau kapur mati Ca OH2. Selain itu dapat juga digunakan bahan pengapuran yang berupa senyawa kalsium lainnya seperti fosfat alam, atau superfosfat, yaitu campuran mono kalsium fosfat CaH2PO42, kalsium sulfat CaSO4, dolomit Ca Mg SO4 dan kulit kerang oyster shells. Pemberian kapur dapat dilakukan dengan cara dicampur dengan tanah, cara disebar pada permukaan tanah dan cara disemprot. DAFTAR PUSTAKA Hamzah Z. 1983. Diktat Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Hardjowigeno, S. 1986. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta Lutz HJ and Chandler RF. 1965. Forest Soils. John Wiley & Sons, Inc. New York. Leiwakabessy FM dan Sutandi A. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB Bogor. Sarief ES. 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung Setyamidjaja D. 1986. Pupuk dan Pemupukan . CV Simplex Jakarta Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian IPB Bogor Suryatna R. 1984. Ilmu Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung. 22 Wasis B., Djamhuri E dan Fakuara MYT. 1990. Pensentase stek hidup dan persentase stek berakar tanaman sonokeling Dalbergia latifolia Roxb. pada media tanah Latosol Darmaga. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor. DOI Wasis B., Anas I., Manan S., dan Saraswati. 1996. Pertumbuhan semai sengon Paraserianthes falcataria L Nielsen melalui pemberian kapur, pupuk TSP dan inokulasi Rhizobium pada tanah masam. Program Pascasarjana IPB Bogor. DOI Wasis B. 1999. Pengaruh kebakaran hutan terhadap sifat tanah d hutan tanaman pinus Pinu merkusii Studi kasus di KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B. 2002. Dampak perusakan Suaka Margasatwa Cikepuh terhadap kerusakan sifat kimia tanah. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor. DOI Wasis B. 2003a. Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan terhadap Kerusakan Tanah. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Volume IX Nomor 2 Halaman 79 – 86. Bogor Wasis B. 2003b. Dampak kebakaran hutan pada Taman Hutan Raya R . Soerjo Pacet terhadap kerusakan tanah. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2004a. Dampak Kebakaran Gambut Terhadap ketersediaan unsur mikro dan keracunan tanah Di Kawasan Pertanian, Lokasi PU I, Desa Sungai Sagu, Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2004b. Dampak tambang pasir terhadap sifat tanah di Kawasan Hutan Hutan Tanaman Desa Setia Negara Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B. 2005. Dampak kebakaran gambut terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Pertanian, Desa Sungai Korang, Kecamatan Hutaraja, Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B., Kusmana C., Suhendang E., dan Sudarsono. 2005. Kondisi sifat tanah hutan dan korelasi hubungannya dengan peninggi tegakan hutan tanaman Acacia 23 mangium Willd pada rotasi pertama dan rotasi kedua. Makalah Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. DOI Wasis B. 2006a. Dampak kebakaran tanah mineral terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Pertanian Dusun Sei Arang, Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2006b . Dampak kebakaran tanah mineral terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan hutan, Desa Peranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2006c . Dampak kebakaran gambut terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan hutan, Desa Rotan Semelur, Kecamatan Pelangeran, Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B., Kusmana C., Suhendang E., dan Sudarsono. 2006. Analisis jenis tanah pada hutan tanaman akaia Acacia mangium Willd di Blok Subanjeriji. Makalah Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. DOI Wasis B. 2009. Dampak kebakaran tanah mineral terhadap ketersediaan unsur mikro dan keracunan tanah di Kawasan pertanian, Lokasi PU I Desa Tumbang Jelemu, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis, B. 2010a. Pengelolaan Nutrisi Hutan. Bahan Kuliah di Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor Wasis B. 2010b. Dampak kebakaran gambut terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan pertanian, Desa Pangkalan Panduk, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2011 . Dampak tambang pasir terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Kebun Campuran dan Pertanian, Desa Gandoang, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2012. Soil Properties in Natural Forest Destruction and Conversion to Agricultural Land in Gunung Leuser National Park, North Sumatera Province. JMHT XVIII3 206-212. 24 Wasis B. 2013. Dampak Kebakaran Gambut Terhadap ketersediaan unsur hara dan keracunan unsur hara mikro Di Kawasan Pertanian, Lokasi PU I Desa Bukit Batu, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B. 2014. Dampak reklamasi pantai terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Hutan Mangrove KDA Kampung Panglong Kelurahan Batu Besar Kecamatan Nongsa Kota Batam Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B, Mulyana B, dan Winata B. 2015. Pertumbuhan semai jabon Anthocephalus cadamba. Jurnal Silvikultur Tropika 62 93–100. Wasis B. 2016. Dampak reklamasi pantai terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Hutan Mangrove Kelurahan Batu Legong Kecamatan Bulang Kota Batam Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate. Wasis B, Andika A. 2017. Growth response of mahagony seedling Swietenia macrophylla King. to addition of coconut shell charcoal and compost on ex-sand mining site of West Java Province in Indonesia. Agriculture and Environmental Science 23 238–243. Wasis, B., Arifin and Winata, B. 2018. Impact of bauxite mine to natural forest biomass and soil properties in Kas Island, Riau Island Province in Indonesia. Archives of Agriculture and Environmental Science, 33 264-269. Wasis B., Saharjo Putra W. And Winata. B . 2019. Analysis of environmental damage and environmental economic valuation ontropical rain forest destruction in Simalungun Regency, North Sumatera Province, Indonesia. Archives of Agriculture and Environmental Science 43 313-318. Wasis B dan Alkautsar I. 2019. Respon pertumbuhan bibit sengon buto Enterolobium cyclocarpum Griseb pada media tailing PT Antam Pongkor dengan penambahan arang batok kelapa dan bokashi pupuk kandang. Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 10 No. 03, Hal 184-191 Wasis B. dan Sandra E. 2020. Kajian ekologis pohon kina Cinchona spp. dan manfaatnya dalam mengatasi penyebaran penyakit malaria. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Basuki WasisDamage to peat soil due to burning is when peat soils lose the ability to store nutrients and water, death of flora and fauna, death of soil animals, changes in soil micro-organisms and loss of layers of peat soil. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Land fires in The Agricultural Area, PU I Location, Bukit Batu Village, Bukit Batu District, Bengkalis Regency, Riau Province, have caused the death of flora and fauna by 100% and peatland subsidence by 10 cm. Peat fires have caused an increase in soil pH and increased nutrient content N, P, K, Ca, Mg and Na as well as reducing the micro elements Fe, Cu, Zn and Mn. The decrease in micro elements is caused by the high Ca and Mg soils in peat soils. The levels of micro elements have not caused poisoning to the environment. Peat soils that have been damaged by fires show contraction and the ability of the soil to store water and nutrients will not return to normal irreversible Basuki WasisMineral soil fire cause the loss of flora and fauna, destruction of animal habitat, decreased environmental services, loss of organic matter, death of soil animals, erosion and microclimate change. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Mineral soil fire in the Forest Area, PU I Location, Tumbang Jalemu Village, Manuhing District, Gunung Mas Regency, Central Kalimantan Province, have caused the death of flora and fauna by 100%. Mineral soil fire have caused an increase in soil pH, saturation of bases and micro elements Fe, Cu, Zn and Mn. The increase in micro elements has not caused poisoning to the environment. Increased soil micro elements increase soil fertility. Land fire in mineral soils have caused the loss of organic matter and biomass, thus endangering sustainable land management. Basuki WasisKerusakan tanah gambut akibat terbakar adalah ketika tanah gambut kehilangan kemampuan menyimpan hara dan air, matinya flora dan fauna, matinya binatang tanah, perubahan mikro organisme tanah dan hilangnya lapisan tanah gambut. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran lahan di Kawasan Pertanian, Lokasi PU I, Desa Sungai Sagu, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, telah menyebabkan matinya flora dan fauna sebesar 100 % dan subsiden tanah gambut sebesar 10 cm. Kebakaran gambut telah menyebabkan peningkatan pH tanah dan kejenuhan basa serta meningkatkan unsur mikro Fe, Cu, Zn dan Mn. Peningkatan unsur mikro belum menimbulkan keracunan terhadap lingkungan. Peningkatan unsur mikro tanah meningkatkan kesuburan tanah. Tanah gambut yang terbakar menjadi kering, bersifat mengkerut dan kemampuan tanah dalam menyimpan air dan hara tidak akan kembali seperti sedia kala bersifat irreversible. Basuki WasisEdje DjamhuriM Yahya Fakuara TsMasalah utama dalam pembiakan vegetatif dengan stek akar sonokeling adalah hambatan dalam memunculkan akar, terutama pada stek akar yang diambil dari pohon yang sudah dewasa atau tua. Pada umumnya persentase tumbuh dari stek akar hanya mencapai 50 persen. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial 6 x 6 dalam rancangan acak lengkap RAL, dengan 3 ulangan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa pemberian IBA berpengaruh sangat nyata terhadap persentase stek hidup dan persentase stek berakar. Pemberian NAA tidak berpengaruh nyata terhadap persentase stek hidup dan persentase stek berakar, sedangkan interaksi IBA dan NAA berpengaruh nyata terhadap persentase stek hidup dan persentase stek berakar. Pemberian perlakuan optimum untuk persentase stek hidup dan persentase stek berakar pada tanaman sonokeling yaitu interaksi IBA200 ppm dan NAA 125 ppm. Pertumbuhan tunas stek akar sonokeling dimualai pada hari ke enam, pertumbuhan tunas tertinggi terjadi pada hari ke 17, yaitu sebesar 8,70 persen, kemudian menurun dan terhenti pada hari ke 68. Media tanah latosol Darmaga masih dapat mendukung pertumbuhan stek akar tanaman sonokeling. Selama penelitian tidak dilakukan pemupukan pada tanah latosol karena media memiliki bahan organik yang tinggi dan relatif subur, dimana tanaman tidak menunjukkan defisiensi unsur besar yang dihadapi dalam pengembangan Hutan Tanaman Industri Acacia mangium di lahan terdegradasi, adalah kemungkinan penurunan kualitas tempat tumbuh pada rotasi pertama dibandingkan dengan rotasi kedua. Pemanenan tegakan hutan akan menurunkan kesuburan tanah, sehingga pemupukan yang optimal dan pengelolaan tegakan hutan sangat diperlukan untuk mempertahankan produktivitas hutan tanaman. Pengambilan sampel vegetasi hutan tanaman dan tanah dilakukan secara purposive sampling. Pada tanah rotasi 2 hutan tanaman A. mangium telah terjadi penurunan kesuburan tanah secara signifikan pada parameter pH, C-organik, nitrogen N, fosfor P, kalium Ca dan magnesium Mg dibandingkan pada rotasi 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peninggi tanaman secara nyata berkorelasi negatif dengan 1/umur, pH tanah dan biomassa bintil akar. Sedangkan kandungan air tersedia dan kandungan bahan organik tanah secara nyata berkorelasi positif dengan pertumbuhan A. mangium. Kelestarian hutan tanaman A mangium dan kesuburan tanah dapat dipertahankan dengan pemberian bahan organik dan pupuk an organik pada kegiatan penanaman dan pemeliharaan tegakan hutan A. mangium Basuki WasisDamage to peat soil due to burning is when peat soils lose the ability to store nutrients and water, death of flora and fauna, death of soil animals, changes in soil microorganisms and loss of layers of peat soil. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Land fires in The Agricultural Area, Pangkalan Panduk Village, Kerumutan District, Pelalawan Regency, Riau Province, have caused the death of flora and fauna by 100% and peatland subsidence by 10 cm. Peat fires have caused an increase in soil pH, increased Ca and Mg of the soil, decreased soil biological properties and other changes in soil properties. Peat soils that have been damaged by fires show contraction and the ability of the soil to store water and nutrients will not return to normal irreversible Basuki WasisKerusakan tanah gambut akibat terbakar adalah ketika tanah gambut kehilangan kemampuan menyimpan hara dan air, matinya flora dan fauna, matinya binatang tanah, perubahan mikro organisme tanah dan hilangnya lapisan tanah gambut. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran lahan di Kawasan Pertanian, Desa Sungai Korang Kecamatan Hutaraja Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara, telah menyebabkan matinya flora dan fauna sebesar 100 % dan subsiden tanah gambut sebesar 10 cm. Kebakaran gambut telah menyebabkan peningkatan pH tanah, meningkatkan Ca dan Mg tanah, menurunkan sifat biologi tanah dan perubahan sifat tanah lainnya. Tanah gambut yang terbakar menjadi kering, bersifat mengkerut dan kemampuan tanah dalam menyimpan air dan hara tidak akan kembali seperti sedia kala bersifat irreversible. Basuki WasisKebakaran tanah mineral menyebabkan matinya flora dan fauna, kerusakan habita satwa, menurunnya jasa lingkungan, hilangnya bahan organik, matinya binatang tanah, timbulnya erosi dan perubahan iklim mikro. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran tanah mineral di Kawasan Hutan, Desa Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau telah menyebabkan kematian flora dan fauna 100 %. Kebakaran hutan telah menyebabkan perubahan tanah mineral yaitu meningkatkan pH tanah, menurunkan mikroorganisme, peningkatan Ca dan Mg tanah perubahan sifat fisik, sifat kimia dan biologi tanah. Kebakaran hutan pada tanah mineral telah menyebabkan hilangnya bahan organik dan biomassa sehingga membahayakan pengelolaan hutan berkelanjutan. Basuki WasisKebakaran tanah mineral menyebabkan matinya flora dan fauna, kerusakan habita satwa, menurunnya jasa lingkungan, hilangnya bahan organik, matinya binatang tanah, timbulnya erosi dan perubahan iklim mikro. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran tanah mineral di Kawasan Pertanian, Dusun Sei Arang Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau telah menyebabkan kematian flora dan fauna 100 %. Kebakaran lahan telah menyebabkan perubahan tanah mineral yaitu meningkatkan pH tanah, menurunkan mikroorganisme, peningkatan Ca dan Mg tanah perubahan sifat fisik, sifat kimia dan biologi tanah. Kebakaran lahan pada tanah mineral telah menyebabkan hilangnya bahan organik dan biomassa sehingga membahayakan pengelolaan lahan berkelanjutan. Basuki WasisThe negative impacts of sand mining with open mining systems are mainly caused by environmental degradation, environmental geological changes including aesthetic conditions, topography, slope, elevation elevation, exposure of bedrock, erosion, sedimentation, quality and quantity of ground water, decrease in soil productivity, disruption to flora and fauna, micro climate change, and various socioeconomic problems. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Sand mining activities in Gandoang Sub-District, Cileungsi District, Bogor Regency, West Java Province, have caused loss of soil solum 0 cm, digging holes as deep as 10-20 m and death of vegetation flora by 100%. Sand mining has caused changes and soil damage, namely decreasing clay fraction, increasing sand fraction, decreasing organic C, Ca and Mg, soil compaction and decreasing and soil microorganism destruction. Sand mining activities have caused the loss of organic material and agroforestry biomass, thus endangering sustainable land management
Abstrak Leaching merupakan proses pemisahan zat padat yang dapat melarutzat terlarut dari campurannya dengan zat padat lain yang tidak dapat larut atau inert dengan cara pelarutan. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas. Prosedur percobaan dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap persiapan bahan dimana harus menumbuk dan menimbang sampel kacang tanah sebanyak 50 gr, lalu tahap proses ekstraksi Soxhlet selama 1 jam dimana sampel yang telah di pretreatment dimasukkan kedalam tabung soxhlet dengan memasukkan pelarut etanol, kemudian tahap proses distilasi yakni memisahkan solute dan solven dari proses Soxhlet lalu dimasukkan ke tabung distilasi dan diproses selama 1 jam dengan suhu 78 o C dan tahap proses perhitungan rendemen yakni menimbang minyak kacang tanah yang telah di oven selama 1 jam untuk menghitung rendemen. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai persen recovery rendemen sebesar 13,3%, dan properties minyak hasil leaching kacang tanah sebesar 0,837 gr/ml. Kata kunci Ekstraksi, Rendemen, Solvent Pendahuluan Latar Belakang Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dengan pelarut dari bahan padat atau cair. Prinsip dasar ekstraksi padat-cair melibatkan pelarut solvent lain yang tidak saling melarut immisible dengan pelarut asal yang memiliki densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak solvent terjadi karena hal ini.. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses perpindahan massa yang berlangsung secara difusional Mirwan, 2013. Penggunaan Leaching dalam industri salah satunya untuk mengambil zat pektin. Pektin adalah senyawa untuk mengikat air, membentuk gel dan mengentalkan cairan sehingga dapat dibuat untuk produksi jelly. Selain jelly, pektin dibutuhkan dalam industrii daging untuk mengikat air Aji, 2018. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas Tinjauan Pustaka Leaching Ekstraksi Padat-Cair Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus mengekstrak tanpa harus melarutkan lainnya. Proses pemisahan dengan cara ekstraksi dapat dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair atau disebut dengan leaching. Pada ekstraksi cair-cair, terjadi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Tridayana, 2013. Sedangkan ekstraksi padat cair atau leaching merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini ialah proses fisik karena pelarut dikemablikan lagi dalam keadaan semula tanpa mengubah sifat kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solvent pengekstraksi Tridayana, 2013. Jenis-Jenis Ekstraksi Menurut Agung, 2017, jenis-jenis ekstraksi adalah sebagai berikut a. Ekstraksi dengan maserasi Keuntungan dari proses ini adalah biaya rendah, peralatan sederhana, dan tidak ada perlakuan panas. Ini membuatnya ideal untuk mengekstraksi senyawa yang tidak tahan panas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Liwaul Wilayah 1, Marga Masaji* 2, Pramuja Baydillah3, Nurul Aisha4 Saidah Altway, Departemen Teknik Kimia Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 20 September 2021 Abstrak Leaching merupakan proses pemisahan zat padat yang dapat melarutzat terlarut dari campurannya dengan zat padat lain yang tidak dapat larut atau inert dengan cara pelarutan. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas. Prosedur percobaan dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap persiapan bahan dimana harus menumbuk dan menimbang sampel kacang tanah sebanyak 50 gr, lalu tahap proses ekstraksi Soxhlet selama 1 jam dimana sampel yang telah di pretreatment dimasukkan kedalam tabung soxhlet dengan memasukkan pelarut etanol, kemudian tahap proses distilasi yakni memisahkan solute dan solven dari proses Soxhlet lalu dimasukkan ke tabung distilasi dan diproses selama 1 jam dengan suhu 78oC dan tahap proses perhitungan rendemen yakni menimbang minyak kacang tanah yang telah di oven selama 1 jam untuk menghitung rendemen. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai persen recovery rendemen sebesar 13,3%, dan properties minyak hasil leaching kacang tanah sebesar 0,837 gr/ml. Kata kunci Ekstraksi, Rendemen, Pendahuluan Latar Belakang Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dengan pelarut dari bahan padat atau cair . Prinsip dasar ekstraksi padat-cair melibatkan pelarut solvent lain yang tidak saling melarut immisible dengan pelarut asal yang memiliki densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak solvent terjadi karena hal ini.. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses perpindahan massa yang berlangsung secara difusional Mirwan, 2013. Penggunaan Leaching dalam industri salah satunya untuk mengambil zat pektin. Pektin adalah senyawa untuk mengikat air, membentuk gel dan mengentalkan cairan sehingga dapat dibuat untuk produksi jelly. Selain jelly, pektin dibutuhkan dalam industrii daging untuk mengikat air Aji, 2018. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas Tinjauan Pustaka Leaching Ekstraksi Padat-Cair Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus mengekstrak tanpa harus melarutkan lainnya. Proses pemisahan dengan cara ekstraksi dapat dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair atau disebut dengan leaching. Pada ekstraksi cair-cair, terjadi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Tridayana, 2013 . Sedangkan ekstraksi padat cair atau leaching merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini ialah proses fisik karena pelarut dikemablikan lagi dalam keadaan semula tanpa mengubah sifat kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solvent pengekstraksi Tridayana, 2013. Jenis-Jenis Ekstraksi Menurut Agung, 2017, jenis-jenis ekstraksi adalah sebagai berikut a. Ekstraksi dengan maserasi Keuntungan dari proses ini adalah biaya rendah, peralatan sederhana, dan tidak ada perlakuan panas. Ini membuatnya ideal untuk mengekstraksi senyawa yang tidak tahan panas. Proses pelunakan terdiri dari merendam bahan baku yang telah disiapkan pengeringan dan penggilingan dalam pelarut yang sesuai dalam wadah, membawanya ke suhu kamar dan menunggu beberapa saat. Anda juga dapat menggunakan pengadukan terus menerus atau teratur untuk mempercepat proses ekstraksi. b. Perkolasi Proses perkolasi sendiri dilakukan dengan cara melarutkan senyawa metabolit pada bahan yang akan diekstraksi dengan cara mengoleskan pelarut yang sesuai pada matriks bahan yang dikemas atau ditempatkan dalam perkolator atau dari wadah pengambilan. Metode ini tidak memerlukan proses filtrasi karena ekstraknya tersaring perkolator. Metode ini hanya efektif untuk bahan yang sangat larut dalam pelarut. c. Ekstraksi dengan Reflux Refluks berarti pelarut yang berputar terus menerus atau digunakan kembali dengan kondensasi berulang dalam kondensor. Dalam prosedur ini, bahan yang akan diekstraksi dicelupkan ke dalam pelarut, biasanya dalam wadah / labu bundar, dan kemudian ditempatkan dalam pemanas dapat digunakan penangas air, mantel pemanas, atau pelat panas. Pada bagian atas piston terdapat lubang yang menghubungkan ke alat pendingin kondensor. Lubang-lubang di toples juga membantu dalam pengenalan dan pembuangan bahan, pelarut, dan ekstrak. Metode ini dianggap sebagai metode yang murah dan sederhana dengan rendemen yang relatif tinggi dibandingkan dengan metode pelunakan atau penetrasi. d. Ekstraksi dengan Soxhlet Prinsip ekstraksi menggunakan metode ekstraksi Soxhlet adalah mengekstrak bahan yang telah dihancurkan dan dibungkus dengan kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam ekstraktor Soxhlet. Tepat di bawah labu Soxhlet adalah mantel pemanas atau pelat panas untuk memanaskan labu Soxhlet. Ketika Soxhlet dipanaskan, pelarut menguap dalam labu Soxhlet dan mengembun kembali melalui sistem pendingin atas kondensasi. Oleh karena itu, bahan tersebut dicairkan kembali dengan membilasnya dalam kemasan kertas saring dan merendamnya. Keuntungan utama dari Soxhlet adalah sistem operasinya yang berkelanjutan. Prinsip ini memungkinkan proses ekstraksi berjalan lebih cepat. Selain itu, jumlah pelarut yang digunakan dapat diminimalkan. Adapun kelemahannya, membutuhkan panas yang cukup besar, seperti pemanasan hingga titik didih pelarut, sehingga risiko kerusakan metabolit peka panas juga sangat tinggi. Faktor-Faktor Ekstraksi Menurut Perina, 2007 faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi adalah sebagai berikut a. Ukuran partikel Semakin kecil ukuran partikel berarti semakin besar luas permukaan kontak antara padatan dan pelarut dan semakin pendek jarak difusi solut sehingga kecepatan ekstraksi lebih besar. Pemotongan dan pembelahan bahan- bahan yang akan diekstraksi membantu pengontakan antara padatan dengan pelarut karena pecahnya sel-sel yang mengandung solut tersebut. b. Pelarut Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar permukaan kontak antara padatan dan pelarut, semakin pendek jarak difusi zat terlarut, dan semakin cepat laju ekstraksi. Pemotongan dan pemisahan bahan yang diekstraksi membantu kontak antara padatan dan pelarut dengan menghancurkan sel-sel yang mengandung zat terlarut. c. Suhu operasi Secara umum, kelarutan zat terlarut yang diekstraksi meningkat dengan meningkatnya suhu. Saat suhu naik, begitu juga difusi yang terjadi, sehingga proses ekstraksi berjalan lebih cepat. Namun, peningkatan suhu operasi juga harus dipertimbangkan, karena suhu yang terlalu tinggi dapat merusak bahan yang sedang diproses. d. Pengadukan Pengadukan mempercepat perpindahan massa partikel dari permukaan ke larutan dan membantu mencegah pengendapan. e. Waktu ekstraksi Semakin lama waktu ekstraksi dalam pelarut, semakin tinggi rendemen yang diperoleh. Namun penambahan waktu ekstraksi tidak sebanding dengan rendemen yang diperoleh. Oleh karena itu, ekstraksi dilakukan pada waktu yang optimal. Ekstraksi dilakukan selama pelarut yang digunakan tidak jenuh. Sebagai kekuatan pendorong menjadi lebih kecil dan lebih kecil, pelarut jenuh tidak dapat diekstraksi atau kapasitas ekstraksi menurun. Ini meningkatkan waktu ekstraksi dan tidak secara signifikan meningkatkan hasil yang dihasilkan. f. Kadar Air dan Kadar Abu Kadar air dan kadar abu dapat dihambat selama proses ekstraksi. Air yang terkandung dalam bahan tidak terlalu diharapkan karena dapat menurunkan kualitas. Abu adalah zat anorganik berupa logam dan mineral dan sebenarnya terkandung dalam zat yang tidak terduga. Zat dan mineral anorganik dianggap sebagai pengotor yang masuk selama proses ekstraksi. Semakin rendah kadar air dan abu yang diukur dalam analisis, semakin tinggi kualitas ekstrak. Minyak Kacang Tanah Minyak kacang tanah merupakan salah satu jenis kacang tanah yang digunakan di Indonesia. Minyak kacang tanah diperoleh dari proses ekstraksi biji kacang tanah, yang menghasilkan minyak dan kue. Minyak kacang tanah mengandung asam oleat dan asam linoleat. Karena kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi, minyak kacang tanah rentan terhadap pembusukan. Kerusakan zat berminyak umumnya disebabkan oleh dua reaksi hidrolisis dan oksidasi. Kestabilan minyak nabati sangat dipengaruhi oleh kandungan asam lemak bebas yang menyebabkan kerusakan Suryani dkk, 2016 . Tahap pemurnian minyak yaitu degumming, netralisasi, bleaching dan deodorisasi dilakukan untuk meningkatkan stabilitas minyak selama penyimpanan dan memperbaiki sifat fisik dan kimia minyak. Degumming adalah proses pemisahan jus atau slime yang terdiri dari fosfolipid, residu, karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi kandungan asam lemak bebas dalam minyak, dilakukan dengan menambahkan asam kuat Suryani dkk., 2016. Metode Penelitian Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain soxhlet,kondensor, labu distilasi, heater, klem, statis, erlenmeyer, gelas ukur dan gelas beker. Sedangkan bahan yang digunakan ialah etanol, dan kacang tanah Prosedur Percobaan Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan diawali dengan penumbukan atau sampel dihaluskan kacang tanah dalam keadaan kering. Setelah itu, sampel kacang tanah ditimbang sebanyak 50 gram. Sampel yang sudah ditimbang kemudian dibungkus dengan kertas saring yang mana besarnya disesuaikan dengan ukuran soxhlet yang digunakan. Gambar 1. Skema Alat Percobaan Proses Ekstraksi Soxhlet Sampel kacang tanah yang telah dibungkus dengan kertas saring kemudian diikat dengan benang, dan dimasukkan ke dalam soxhlet. Kemudian, ethanol dimasukkan ke dalam soxhlet sebanyak 500 mL. Setelah itu soxhlet dirangkai dengan kondensor dan dilanjutkan dengan air dialirkan dalam kondensor. Tahap berikutnya sistem dipanaskan dengan pemanas elektrik selama 2 jam jam pada suhu 78oC sesuai dengan titik didih ethanol. Proses Destilasi Dalam proses destilasi, campuran solven dengan solute yang ada dalam labu soxhlet di ambil dan di pindahkan ke dalam labu distilasi. Kemudian dilanjutkan dengan proses distilasi selama 1 jam dengan suhu 78oC sesuai dengan titik didih ethanol. Volume sampel yang tertinggal di dalam labu distilasi di ukur dengan menggunakan gelas ukur. Dan di akhiri dengan densitas dihitung minyak sampel kacang tanah yang telah dihasilkan Perhitungan Rendemen Sisa kacang tanah setelah proses ektraksi dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 100oC selama 1 jam. Kemudian, solid Y yang telah dioven di timbang untuk mengetahui beratnya. Dan mengitung rendesmen menggunakan rumus persen rendemen menggunakan persamaan ...........................1 Hasil dan Pembahasan Hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Dari tabel 1. didapatkan hasil perobaan leaching dari sampel kacang tanah sebesar 50 gr yaitu rendemen sebesar 13,.3% dan densitas sebesar 0,83 gr/ml. Percobaan leaching tersebut dilakukan dengan waktu 2 jam pada suhu 78oC. Lalu padatan setelah leaching kacang tanahnya di oven selama 1 jam dengan suhu 100oC. Kemudian untuk minyak kacang tanahnya dihasilkan sebanyak 125 ml dari proses distilasi selama 1 jam dengan suhu 78oC. Pembahasan Tujuan percobaan ini adalah mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas. Prosedur percobaan dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap persiapan bahan dimana harus menumbuk dan menimbang sampel kacang tanah sebanyak 50 gr, lalu tahap proses ekstraksi Soxhlet dimana sampel yang telah di pretreatment dimasukkan kedalam tabung soxhlet dengan memasukkan pelarut etanol, kemudian tahap proses distilasi yakni memisahkan solute dan solven dari proses Soxhlet lalu dimasukkan ke tabung distilasi dan diproses selama 1 jam dengan suhu 78oC dan tahap proses perhitungan rendemen yakni menimbang minyak kacang tanah yang telah di oven selama 1 jam untuk menghitung rendemen. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai persen recovery rendemen sebesar 13,3%, dan properties minyak hasil leaching kacang tanah sebesar 0,837 gr/ml. Rendemen = berat sampel sebelum ekstraksi − berat sampel setelah ekstraksiberat sampel sebelum ekstraksi×100 Sebelum proses Leaching, Dilakukan proses pre-treatment terlebih dahulu dengan mengeringkan dan menghaluskan sampel kacang tanah sebanyak 50gr. Kemudian dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam soxhlet. Setelah pre-treatment selesai, lalu dilakukan proses leaching. Leaching dilakukan selama 2 jam dengan titik didih etanol yaitu 78℃. Dalam proses pencucian. Jenis dan jumlah pelarut mempengaruhi hasil, dan semakin banyak pelarut yang Anda miliki, semakin banyak produk yang akan Anda dapatkan. Hal ini karena distribusi partikel dalam pelarut lebih luas, area kontak meningkat, dan perbedaan pelarut dan kandungan padatan melebihi Masúd & Puspitasari, 2017. Pada percobaan yang telah dilakukan didapat hasil leaching 500ml dengan warna kuning bening dan sedikit pucat dengan bau kacang tanah bercampur bau etanol. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa Warna tersebut dipengaruhi oleh kandungan zat warna alami dari bahan atau merupakan hasil penguraian zat warna alam tersebut. Minyak kacang tanah berwarna kuning pucat karena pigmen karotenoid dan kandungan luteinnya Suryani dkk, 2016. Dan juga didapat hasil densitas dari minyak kacang tanah ialah 0,83 g/ml. Hal ini tidak sesuai dengan yang dijelaskan dalam penelitian Bahri 2021 yang mendapatkan densitas minyak kacang tanah sebesar 1,268 gr/mL. Namun dijelaskan juga dalam literatur bahwa konsentrasi minyak kacang tanah semakin meningkat dengan adanya penambahan volume pelarut. Hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 600 mL dengan waktu ekstraksi selama 4 jam menggunakan pelarut etanol, dimana densitas minyak yang dihasilkan yaitu 1,268 gr/mL. Dimana kemampuan pelarut menjadi lebih besar dalam mengekstrak biji kacang tanah menjadi minyak kacang tanah. Pada penelitian ini nilai densitas yang diperoleh antara 0,834 – 1,268 gr/mL. Jadi, banyaknya pelarut dan lama waktu ekstraksi mempengaruhi hasil densitas Bahri, 2021. Pada percobaan ini didapat hasil rendemen sebesar 13,3%. Hal ini mendekati hasil yang didapat oleh Bahri 2021. Dikatakan dalam literatur bahwa Rendemen minyak minimum diperoleh sebesar 15,92% selama 2 jam dengan volume pelarut 400 ml dan waktu ekstraksi menggunakan pelarut etanol. Namun, hasil ini sangat buruk dibandingkan dengan menggunakan n-heksana sebagai pelarut. Rendemen minyak terbaik diperoleh dengan pelarut n-heksana, volume pelarut 600 ml dan waktu ekstraksi 58,29% selama 4 jam. Hal ini dikarenakan ekstraksi menggunakan pelarut heksana untuk ekstraksi lebih unggul dibandingkan pelarut etanol. Pelarut nHeksana bersifat non-polar dan memiliki nilai indeks polaritas yang lebih tinggi dibandingkan etanol Bahri, 2021. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu 1. Kandungan solute minyak kacang tanah dalam solid kacang tanah dalam ekstraksi menggunakan solvent etanol dengan variabel 2 jam memiliki densitas sebesar 0,837 g/ml. Hal ini sesuai dalam literature bahwa dalam penelitian tersebut nilai densitas yang diperoleh antara 0,834 – 1,268 gr/mL. Jadi, banyaknya pelarut dan lama waktu ekstraksi mempengaruhi hasil densitas 2. Kandungan solute minyak kacang tanah dalam solid kacang tanah dalam ekstraksi menggunakan solvent etanol dengan variabel 2 jam memiliki ekstraksi kacang tanah dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen sebesar 13,3 %. Hal ini tidak sesuai dengan yang dijelaskan dalam literature bahwa hasil terendah yang didapat yaitu 15,92 %. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh dari pelarut dan jangka waktu yang kurang. Daftar Pustaka Agung. 2017. Teknologi Bahan Alam. Aji, A., Bahri, S., & Tantalia, T. 2018. Pengaruh Waktu Ekstraksi Dan Konsentrasi Hcl Untuk Pembuatan Pektin Dari Kulit Jeruk Bali Citrus maxima. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 61, 33. Bahri, S. 2021. EKSTRAKSI MINYAK KACANG TANAH PEANUT OIL DENGAN PELARUT ETANOL DAN N-HEKSAN. vAgustus, 29–41. Masúd, F., & Puspitasari, P. 2017. Studi Pendahuluan Ekstraksi Bertingkat Minyak Biji Mangga Arumanis Mangifera Indica Menggunalan Pelarut N-Heksan dan Etanol. INTEK Jurnal Penelitian, 41, 42. Mirwan, A. 2013. Pada Ekstraksi Padat-Cair Kolom Isian. Konversi, 21, 32–39. Perina, I., Satiruiani, Soetaredjo, F. E., & Hindarso, H. 2007. Ekstraksi Pektin Dari Berbagai Macam Kulit Jeruk. Widya Teknik, 61, 1–10. Suryani, E., Susanto, W. H., & Wijayanti, N. 2016. Karakteristik Fisik Kimia Minyak Kacang Tanah Arachis Hypogaea Hasil Pemucatan Kajian Kombinasi Asdorben Dan Waktu Proses Physical and Chemical Characteristic of Peanut Oil Arachis hypogaea After Bleaching Study Adsorbent Combination and Pro. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 41, 120–126. Tridayana, A. 2013. Pengaruh Kecepatan Pengaduk terhadap Konsentrasi Polifenol pada Ekstraksi Polifenol pada Kulit Apel Malang. Ekstraksi, 82–88. Appendiks 1. Menghitung hasil rendemen Ekstraksi minyak kacang tanah Rendemen =Berat sebelum ekstraksi − Berat setelah ekstraksiBerat sebelum ekstraksi ×100% Rendemen =50-43,3550 ×100% Rendemen =13,3 % 2. Menghitung densitas minyak kacang tanah ρ =Berat minyak kacang tanah -Berat piknometerVolume piknometer ρ =20,57 - 12,2710 ρ =0,83 gr/ml LEMBAR REVISI Modul Percobaan Leaching Kelompok 4A Tanggal Percobaan 20 September 2021 19/09/2021 25/10/2021 01/11/2021 1/11/2021 20/09/2021 25/10/2021 01/11/2021 8/11/2021 -Abstrak -Pendahuluan -dll -Pendahuluan -fotmat -ukuran font -dll -italic - format metode -pembahasan -kesimpulan -bab dan subbab ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Aji Syamsul BahriTantalia TantaliaPektin adalah senyawa polimer yang dapat mengikat air, membentuk gel atau mengental cairan. Sifat inilah yang dapat dimanfaatkan sehingga selain untuk jelly, pektin juga dipakai dalam industri daging dan produk pangan lainnya yang membutuhkan pengikat air. Pektin dapat dihasilkan dari bahan yang banyak mengandung pektin seperti kulit jeruk bali. Kulit jeruk bali terdapat senyawa alkaloid, likopen, Vitamin C, serta yang paling dominan adalah pektin. Pektin dalam kulit jeruk bali dalam dimanfaatkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut. Kulit jeruk bali diblender sampai halus dan ditimbang sebanyak 100gram , HCl sebanyak 300 ml dengan konsentrasi 0,1N dimasukan ke dalam labu Takar 500 ml kemudian diekstraksi selama 70 menit pada suhu 80C serta direndam selama 12 menggunakan etanol 96%. Kemudian disaring dan filtarnya diambil untuk dianalisis % yield, kadar air, akadar abu, asam galakturanat dan mektoksil dari bahan baku kulit jeruk bali. Selanjutnya diteruskan untuk waktu 80, 90, 100, dan 110 menit, kosentrasi HCl 0,15 N, 0,20 N, 0,25 N, dan 0,30 N dengan suhu tetap 80oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % yield Pektin dari kulit jeruk bali meningkat dengan meningkatnya waktu ektraksi sampai waktu 90 menit setelah waktu tersebut %yield pektik mulai menurun. Kadar Air menurun dengan meningkatnya waktu etraksi dan konsentrasi pelarut. Sedangkan kadar asam galakturonat dan metoksil meningkat dengan meningkat waktu ektrasi dan konsentarai pelarut Persen yield pektin tertinggi didapat pada waktu etraksi 90 menit dengan konsentrasi pelarut etanol 0,25 N % Yield 49,76 % sedangkan % yield terendah 30,27% pada konsentrasi pelarut 0,1 N. Asam galakturonat tertinggi didapat pada waktu 110 menit sebesar 65,961 % dengan kosentrasi pelarut 0,25 N sedangkan terendah pada waktu ektraksi 70 menit dengan persen asam galakturonat 4,268 %. Kadar metoksil terendah 0,434 % dan tertinggi 5,5% dengan konsentrasi pelarut 0,1N dan 0,30 N dan waktu 70 menit dan 110 menit. Fajriyati MasudPuspitasari PuspitasariMango seeds containing oil of about 20-37%, is one source of vegetable oil that has not been touched. Mango seed oil contains polyphenols, so the potential is developed as a functional food. Mango seed oil contains high solid, it can be developed into a product resembling spreadable margarine. The aim of this study was to determine the ratio of solvent, temperature, and time is optimum for extracting mango seed oil. Mango seed oil has been extracted by multistage extraction with hexane and ethanol. Extraction process was performed using reflux method at 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60°C, for 1, 2, 3, 4, 5, 6 hours, with solvent ratio of 1 2, 1 3, 1 4, 1 5, 1 6. The results showed that the ratio of solvent 1 4, 50°C for 4 hours is the best condition for extracting mango seed oil by multistage extraction using n-hexane and Ekstraksi Padat-Cair Kolom IsianA MirwanMirwan, A. 2013. Pada Ekstraksi Padat-Cair Kolom Isian. Konversi, 21, Pektin Dari Berbagai Macam Kulit JerukI PerinaSatiruianiF E SoetaredjoH HindarsoPerina, I., Satiruiani, Soetaredjo, F. E., & Hindarso, H. 2007. Ekstraksi Pektin Dari Berbagai Macam Kulit Jeruk. Widya Teknik, 61, 1-10. Fisik Kimia Minyak Kacang Tanah Arachis Hypogaea Hasil Pemucatan Kajian Kombinasi Asdorben Dan Waktu Proses Physical and Chemical Characteristic of Peanut Oil Arachis hypogaea After Bleaching Study Adsorbent Combination and ProE SuryaniW H SusantoN WijayantiSuryani, E., Susanto, W. H., & Wijayanti, N. 2016. Karakteristik Fisik Kimia Minyak Kacang Tanah Arachis Hypogaea Hasil Pemucatan Kajian Kombinasi Asdorben Dan Waktu Proses Physical and Chemical Characteristic of Peanut Oil Arachis hypogaea After Bleaching Study Adsorbent Combination and Pro. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 41, Kecepatan Pengaduk terhadap Konsentrasi Polifenol pada Ekstraksi Polifenol pada Kulit Apel MalangA TridayanaTridayana, A. 2013. Pengaruh Kecepatan Pengaduk terhadap Konsentrasi Polifenol pada Ekstraksi Polifenol pada Kulit Apel Malang. Ekstraksi, 82-88.
Post Views 234 Indonetwork, Budidaya – Kacang tanah atau yang biasa dikenal dengan nama latin Arachis Hypogaea L memiliki banyak kandungan, termasuk protein. Kandungan pada kacang tanah baik bagi kesehatan tubuh dalam meminimalisir berbagai penyakit. Selain itu, kacang tanah juga memiliki rasa yang cocok di lidah masyarakat Indonesia serta dapat diolah menjadi berbagai macam makanan. Maka tidak heran jika banyak orang yang ingin berbudidaya kacang tanah. Menanam kacang tanah sendiri tidaklah sulit jika Anda sudah mengetahui cara dan syarat-syarat dalam menanam kacang tanah. Berikut ini cara menanam, merawat dan juga cara mengolah kacang tanah yang benar. Ikuti tipsnya hingga akhir! Cara Menanam Dan Merawat Kacang TanahSyarat Utama Menanam Kacang TanahTanah Subur atau Gembur Kondisi SuhuTingkat Keasaman Pada TanahMemilih Benih Yang TepatProses PenanamanCara Merawat Tanaman Kacang TanahProses Memanen Kacang TanahCara Mengolah Kacang TanahRendam Kacang TanahCuci Hingga Bersih Dipanggang Lebih Baik Rekomendasi Kacang Tanah Jakarta Cara Menanam Dan Merawat Kacang Tanah Sumber Unsplash Menanam kacang tanah dapat mengisi waktu luang Anda. Dengan menanam kacang tanah, tidak hanya dapat merasakan enaknya kacang tanah. Tetapi, Anda juga akan mendapatkan manfaatnya. Inilah cara mudah menanam dan merawat kacang tanah. Syarat Utama Menanam Kacang Tanah Sumber Unsplash Menanam kacang tanah ternyata tidak boleh asal menanam saja. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hasil panennya memuaskan. Inilah syarat yang harus dipenuhi dalam menanam kacang tanah. Tanah Subur atau Gembur Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih lahan yang akan digunakan untuk menanam kacang tanah. Anda sebaiknya memilih lahan yang gembur atau subur. Anda juga dapat menggunakan media tanam yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dan subur. Kondisi Suhu Selanjutnya adalah mengetahui kondisi suhu yang dibutuhkan. Suhu perkecambahan yang optimal bagi kacang tanah antara 20-30°C dengan minimum 18°C. Kacang tanah sangat cocok untuk ditanam pada ketinggian 50-500 MDPL dengan tingkat curah hujan yang sedang. Jika intensitas hujan terlalu tinggi, hal ini dapat mempengaruhi tingginya pertumbuhan jamur yang tidak baik untuk pertumbuhan kacang tanah. Oleh karena itu, beberapa wilayah di Indonesia sangat cocok untuk melakukan budidaya kacang tanah. Tingkat Keasaman Pada Tanah Selain memilih tanah yang gembur, Anda juga perlu mengetahui tingkat keasaman pada tanah. Kacang tanah dapat ditanam pada tanah yang memiliki tingkat keasaman sekitar 5 sampai 6,3 pH. Baca Juga Budidaya Kacang Hijau, Si Kecil Yang Kaya Manfaat Memilih Benih Yang Tepat Sumber Unsplash Jika memenuhi syarat yang sudah ditentukan, selanjutnya Anda dapat memilih benih. Agar mendapatkan hasil panen yang berkualitas, ada baiknya Anda memilih benih yang tepat seperti berikut ini. Pilih benih yang berusia kurang lebih 100 hari atau sudah tua. Biasanya ditandai dengan warna coklat kehitaman, Tidak memiliki selaput pada bagian dalam cangkangnya ketika benih dibuka, Benih berasal dari varietas yang unggul dan murni tidak bercampur dengan varietas lain, Benih memiliki daya tumbuh minimal 90 persen, Tampilan kulit benih yang bersih mengkilap dan tidak kotor, serta tidak berkerut, dan Kadar sekitar air 9 hingga 12 persen. Jika sudah memilih benih yang tepat Anda dapat melakukan proses pembibitan benih dengan menggunakan media kapas yaitu dengan cara Rendam terlebih dahulu benih kacang di dalam air hangat suhu 40-45°C selama 10 menit untuk meningkatkan rangsangan pengecambahannya, Ambil kapas dan rendam ke dalam air hangat untuk menghilangkan zat kimia di dalamnya, Siapkan wadah penyemaian dan masukkan kapas yang sudah direndam dalam keadaan basah, Letakkan benih kacang di atas kapas lalu masukkan sedikit air, Letakkan di tempat yang tersinari matahari namun agak teduh, dan Tunggu hingga beberapa minggu agar benih berkecambah kemudian siap untuk ditanam. Atau Anda bisa menjemurnya saja dengan cara menjemur benih tersebut selama 4-5 hari kemudian simpan benih 3-6 bulan untuk kualitas yang lebih baik. Jika sudah sesuai waktunya, maka benih sudah siap ditanam. Proses Penanaman Sumber Setelah bibit kacang tanah memiliki 2-5 helai daun dari proses penyemaian, maka bibit sudah siap dipindahkan di polybag atau di pot. Anda bisa menyiapkan pot atau polybag untuk menanam dengan catatan bagian bawahnya sudah diberi lubang. Cara menanam kacang tanah dengan menggunakan polybag bisa disesuaikan jumlahnya dengan jumlah bibit. kemudian, masukkan batu-batu kecil agar lubang nantinya tidak tersumbat oleh tanah. Masukkan media tanam dengan komposisi sebagai berikut tanahkompospasir/sekam = 211. Atau jika Anda menanam benih yang tidak disemai Anda dapat melakukannya sebagian berikut Lubangi tanah dengan cara ditugal dengan jarak tanam 25×25 cm. Masukan 1 benih biji untuk setiap lubang. Padatkan dengan tanah seçara perlahan kemudian disiram Untuk 1 hektar tanah, Anda memerlukan 50 gram benih. Baca Juga Cara Mengolah Kacang Tanah Yang Benar Untuk Sajian Nikmat Cara Merawat Tanaman Kacang Tanah Sumber Hobby Farms Melakukan perawatan pada tanaman merupakan hal yang çukup penting juga untuk menjaga kualitas. Berikut beberapa cara merawat tanaman kacang tanah Lakukan pemeliharaan kacang tanah saat berumur 4-7 hari setelah ditanam, Apabila setelah umur 7 hari ada tanaman yang tidak tumbuh atau tidak normal, segera cabut dan ganti benih kacang tanah baru atau disulam, Bila dilakukan saat musim kemarau, lakukan penyiraman di pagi dan sore hari. Supaya bibit kacang tanah bisa tumbuh seragam, Lakukan penyiangan terhadap gulma yang mengganggu kompetisi perebutan nutrisi oleh tanaman kacang tanah. Pengendalian gulma pada kacang tanah, sangat mudah. Cukup mencabut gulma yang ada di lahan, terbukti efektif dan efisien, Pada masa pembuahan, usahakan untuk memberi pupuk yang banyak mengandung fosfor, dan Lakukan penyiangan dan pembubuhan tanah pada bagian bawah tanaman untuk meningkatkan kualitas kacang selain itu dengan melakukan penyiangan secara insentif dan pembersihan gulma dengan rutin bisa menanggulangi serangan hama seperti ulat penggulung daun, ulat jangkrik, dan hama tanaman lainnya. Proses Memanen Kacang Tanah Sumber Tahap terakhir adalah melakukan panen, jika tanaman sudah memasuki waktu 90 hari setelah ditanam Anda bisa mulai melakukan pemanenan untuk mengetahui apakah kacang tanah sudah bisa dipanen atau belum adalah dengan memiliki ciri ciri sebagai berikut Batang sudah mulai mengeras, Polong memiliki warna coklat kehitaman, Daun kacang tanah sudah mulai menguning dan mulai gugur, dan Polongnya keras dan penuh saat dipegang. Cara Mengolah Kacang Tanah Sumber Google Kacang tanah memang sangat cocok dijadikan cemilan bersama teman atau saat sedang sendiri. Mengolah kacang tanah juga cukup mudah, seperti berikut Rendam Kacang Tanah Hal yang paling sering dilupakan kebanyakan orang dalam mengolah kacang tanah adalah dengan tidak direndam terlebih dahulu. Padahal dengan merendam kacang tanah terlebih dahulu dapat memudahkan Anda saat melepas kulit ari kacang. Anda dapat merendam kacang terlebih dahulu menggunakan air panas. Jika kulit sudah mulai melunak, Anda bisa langsung mengupasnya dengan menggosokan kacang secara perlahan hingga kulit ari mulai terlepas. Baca Juga Khasiat Kacang Hijau Untuk Kulit Wanita, Bikin Kencang! Cuci Hingga Bersih Jika kulit ari sudah dikupas dengan bersih selanjutnya adalah dengan mencucinya dengan bersih, yaitu dengan menggunakan air yang mengalir. Kika sudah bersih, Anda sudah bisa langsung mengolahnya. Dipanggang Lebih Baik Ada baiknya mengolah kacang tanah adalah dengan cara dipanggang. Faktanya, menggoreng kacang tanah dianggap kurang tepat. Menggoreng kacang tanah akan membuat kandungan nutrisinya berkurang atau bahkan hilang dan akan bisa membuat kacang berbau tengik. Akan lebih baik jika memanggang kacang tanah dengan oven. Anda bisa panaskan oven terlebih dahulu hingga suhu 175 derajat Celcius selama 15-20 menit untuk kacang tanah yang sudah dikupas. Atau agar lebih sehat Anda bisa mengolah kacang tanah dengan cara direbus. karena dengan merebus kacang tidak akan membuat hilangnya kandungan nutrisi pada kacang, Anda dapat merebus kacang tanah kurang lebih sekitar 45 menit saja dengan tingkat api yang sedang. Rekomendasi Kacang Tanah Jakarta Itulah informasi cara menanam, merawat dan mengolah kacang tanah. Semoga dapat membantu Anda dalam menanam kacang tanah dan mengolah kacang tanah yang tepat. Jika Anda sedang mencari kacang tanah Jakarta, Anda bisa menemukannya di PT. Sumber Roso Agromakmur yang menjual kacang-kacangan dengan kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau. Selain menjual jenis kacang-kacangan PT. Sumber Roso Agromakmur, juga merupakan distributor rempah rempah, importir cabe kering, dan biji-bijian dari bahan makanan pertanian bertempat di indonesia yang sudah berpengalaman selama 40 tahun. Penulis Adelia Editor Nafila Chaerunnisa
Lifestyle Fit Jumat, 23 Maret 2018 - 1610 WIB VIVA – Gurih dan renyah, kacang tanah selalu jadi kudapan nikmat saat bersantai. Tak hanya dimakan sebagai camilan, kacang tanah juga digunakan sebagai bahan baku beberapa jenis masakan seperti gado-gado, ketoprak, karedok hingga tahu ahli menyebut, bahwa kacang tanah mengandung banyak komponen nutrisi yang baik bagi tubuh, salah satunya lemak nabati yang dipercaya mampu menyerap kolesterol dalam tubuh. Meski menjanjikan manfaat bagi tubuh, namun sayangnya banyak masyarakat yang enggan mengonsumsi kacang tanah karena rumor yang beredar menyebut konsumsi kacang tanah sebabkan jerawat, meningkatkan berat badan, hingga menimbulkan reaksi alergi, benarkah?Pakar Gizi klinis Dr. Dian Permatasari, SpGK, mengungkap mitos dan fakta seputar kacang jerawat?"Mitos. Justru dari makanan tidak terlalu berpengaruh. Sebabnya banyak, bisa karena hormonal, atau soal kebersihan wajah yang sebabkan peradangan," ujarnya dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT Jumat 23 Maret sebabkan asam urat? Halaman Selanjutnya "Mitos. Purin kacang tanah tidak sebanyak purin pada daging atau seafood. Jadi aman bagi penderita asam urat sekalipun."
cara menggunakan batu kacang tanah